I’m eager to share something. I just started reading one book written by Al Fadhil Ustaz Fathi Yakan. This book entitle “Bagaimana kita Menyeru kepada Islam”. Yes it is in Malay. In English, How do we call to Islam. (Correct me if my term doesn’t match with the Malay term)
At the beginning of this book, the writer already caught the eyes and heart of the readers. Although still in the first chapter, I jump into conclusion that this is the must read from cover to cover’s book.
I’m not going to summarize the book here. It’s thick and compact with important points, thus quite difficult for me to simplify it. Just to quote some phrases at the first chapter where I felt something and it gave me a big impact. (It is in Malay. For those who intended to help me, please translate it into English so that those who are non Malay speaking can understand. If not I’ve to take other time to make it.)
A. PARA DA’IE YANG BERADA DI PINGGIR DA’WAH
Ramai di kalangan para da’ie masa kini yang belum benar-benar
memahami tentang selok-belok dan tujuan yang harus mereka ikuti; memahami
berapa jauhkah jarak yang akan mereka tempuh. Mereka belum insaf bahawa
da’wah adalah pengorbanan. Mereka belum mengerti tentang apa yang harus
mereka korbankan dalam melaksanakan tugasnya itu, baik yang berupa harta
dan jiwa raganya. Hal ini menyebabkan para da’iee sering menjadi contoh yang
tidak baik terhadap ajaran Islam yang mereka sampaikan kepada masyarakat.
Mereka menjadi contoh yang tidak mulia terhadap perbuatan baik yang mereka
kemukakan dalam Amar-ma’rufnya. Dengan demikian mereka menjadi beban
yang berat bagi da’wah. Mereka menjadi batu penghalang yang
memperlambatkan kelancaran da’wah.
Di antara mereka ada yang menyangka bahawa perintah-perintah Islam
itu gugur dari pundak mereka kalau mereka sudah menulis buku tentang Islam,
atau menulis artikel yang dimuatkan dalam surat khabar atau majalah, atau
menyampaikan khutbah yang jitu di masjid, atau mengisi pengajian tetap Ada
pula yang menyangka bahawa puncak kemuliaan dan kedudukan yang dicitacitakan
ialah terdaftar namanya sebagai pengurus yang aktif dalam sesuatu
jama’ah Islam dan nampak kegiatannya menghadiri program-program yang
bertujuan memajukan jama’ah itu....!
Kita tidak ragu lagi bahawa mereka ini dan mereka itu adalah para
petugas yang baru tegak di pinggir da’wah, di tepi ‘amal keislaman. Mereka
belum turut terjun ke bidang da’wah. Mereka malahan belum turut masuk ke
RUANG LINGKUP agama Islam yang sebenamya, malah masih belum turut
menghirup udaranya yang segar…!
Pengertian yang benar tentang tugas ber’amal dalam Islam, seharusnya
mendarah daging dalam fikiran mereka yang bertugas di lapangan itu. Mereka
sedang mengajak masyarakat dan memberi contoh untuk mengerjakan sesuatu
yang bernama “PENGORBANAN”. Pengorbanan dalam ertinya yang luas,
melewati batas-batas jenisnya dan sifatnya. Pengorbanan mencakupi segala
peredaran dalam roda Islam, walau bagaimanapun hangatnya keadaan dan
suasana alam sekitar, dan bagaimanapun beratnya tugas yang harus
dilaksanakan!
Hopefully, we can judge ourselves. A wise person is the one who make self determination to determine his weakness and he will try to overcome it. Making changes from zero to hero, nothing to everything and aimless to the Ultimate aim i.e. Allah..